Ketentuan yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Ulasan Novel “Gadis Minimarket”: Sebuah Shishōsetsu Kontemporer.

Novel "Gadis Minimarket" karya Sayaka Murata sebagai Shishōsetsu Kontemporer. Menyajikan cerita yang ringan; mengkritik, menggelitik, mengusik & asik.
Gadis Minimarket, Ulasan, Review, Resensi, Beli Novel, Gramedia

Ulasan Novel terjemahan dari bahasa Jepang, bertajuk: Konbini Ningen (コンビニ人間), yang ditulis oleh Sayaka Murata; terinspirasi dari pengalamannya bekerja paruh waktu di Minimarket.

Gadis Minimarket dikategorikan sebagai “fiksi sastra”, sedangkan saya menemukan buku ini ketika sedang membahas Shishōsetsu Kontemporer, di awal Maret 2024 lalu.

Gadis Minimarket menghidangkan satu konflik sederhana, penuh empati, yang membuat saya… “Wah?! Seriusan!” ketika tokoh utama-nya, Keiko Furukara menghadapi itu. Namun, ending-nya agak kurang memuaskan, berakhir begitu saja; meskipun saya sangat senang karena berakhir seperti itu.

Menurut pendapat Nandy, dalam “Review Convenience Store Woman” di Gramedia Blog, bilang:

Novel yang sangat ringan dibaca, tetapi pada saat bersamaan novel ini juga sangat menyentuh dan memberi pesan (yang) dalam.

Informasi Umum: Konbini Ningen.

  • Judul : Gadis Minimarket [Indonesia], Convenience Store Woman [B. Inggris], Konbini Ningen [B. Jepang].
  • Penulis: Sayaka Murata.
  • Pengalih Bahasa: Ninuk Sulistyawati
  • Tahun Terbit: 2016 [Jepang], 2020 [Indonesia].
  • Penerbit: Bungeishunju Ltd, Jepang.
  • Percetakan: Kompas Gramedia, Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
  • Jumlah Halaman: 160
  • ISBN: 978-602-0644-39-4

Saya membeli “Gadis Minimarket” di harga Rp. 58.000, di lokapasar Tokopedia; pada April 2024 lalu dan baru membacanya di Oktober. Berikut ini, beberapa rekomendasi toko buku online yang saya rekomendasikan jika kamu ingin beli buku Gadis Minimarket di Tokopedia:

🛒 Beli Novel Gadis Minimarket di Gramedia Official Store Tokopedia.

📚 Beli Buku Novel Gadis Minimarket di BukuKita Tokopedia.

🎐 Beli Buku Novel Gadis Minimarket di Kinokuniya Tokopedia.

Catatan: Tautan di atas merupakan afiliasi dari Tokopedia. Saya merekomendasikan toko buku online di atas berdasarkan pengalaman saya yang pernah membeli buku dari ketiga toko tersebut.

Review “Gadis Minimarket”: Menceritakan Tentang Apa?

Novel “Gadis Minimarket” menceritakan tentang dunia bernama minimarket; tentang kehidupan normal seorang wanita pekerja Minimarket paruh waktu di “Smile Mart Stasiun Hiiromachi”, Keiko Furukara, yang dianggap tidak normal oleh teman dan keluarga-nya.

Manusia normal gemar mengadili manusia yang tidak normal” halaman 121-122 pada dialog Shiraha. 

Di usianya yang ke-36, Keiko belum menikah, dan hanya bekerja paruh waktu selama 18 tahun di Minimarket. Shiraha bilang, 

... Setiap hari kau bekerja dengan penuh semangat, tapi tak menunjukkan tanda-tanda berusaha mencari pekerjaan yang lebih stabil. Tak ada yang mengatakan itu padamu karena kau sangat aneh dan menggelikan.

Saya sebagai pembaca sangat kesal dengan dialog di atas, karena diucapkan oleh seorang pengangguran benalu yang mengacaukan kehidupan orang lain, seorang yang putus asa dan besar omong! Shiraha sialan!

Novel ini menghidangkan pengungkapan kehidupan Keiko Furukara yang sangat menikmati pekerjaannya sebagai pegawai Minimarket, menghadapi orang-orang yang heran padanya, dan menanggapi itu agar orang-orang tidak merasa aneh.

setelah melihat ekspresi Izumi dan Sugawara, aku merasa lega karena merasa sudah menjadi “manusia” dengan baik. Entah sudah berapa kali aku merasakan kelegaan di tempat bernama minimarket ini. - halaman 34.

Saya sependapat dengan apa yang ditulis Rostina Alimuddin, dalam ulasan novel Gadis Minimarket di blog-nya. 

Saat membaca novel ini, saya seolah-olah berada di dalam minimarket sambil menyaksikan langsung rutinitas yang dijalani oleh Keiko setiap harinya.

Saya pun merasa demikian. Sebagai pembaca, saya benar-benar merasakan bahwa novel ini mengupas “dapur pekerjaan”-nya para pekerja Minimarket. 

Karena dihidangkan dengan gaya bahasa yang ringan; sehingga, membuat novel ini sangat cocok dibaca oleh pembaca pemula, sebab gaya penceritaannya sangat mudah dipahami dan apa yang diceritakan bersifat kontemporer—bisa dirasakan langsung.

Garis Besar “Gadis Minimarket” Secara Tema & Topik.

Novel “Gadis Minimarket” karya Sayaka Murata secara garis besar menceritakan suatu persepsi dan perspektif akan “normal” dan “abnormal” kehidupan urban-kontemporer; yang berusaha mengkritik cara kita men-standarkan sesuatu, yang belum tentu sesuai dengan standar kemampuan dan kemauan kita sebagai makhluk urban.

Hal ini terlihat dari konflik yang disajikan, di mana protagonis, Keiko Furukara, berani memutuskan untuk menciptakan “kepalsuan” dengan “keluar” dari dunia-nya demi menyenangkan orang-orang.

Kepalsuan itu Keiko sadari di halaman 110: Aku seperti melakukan penipuan dengan membiarkan Shiraha tinggal di apartemenku … Keberadaannya di apartemenku menguntungkan bagiku.

Walau bagaimana pun, Keiko sebagai protagonis akhirnya tidak bisa membohongi dirinya sendiri; bahwa dia memang dilahirkan ke dunia untuk dunianya sendiri. 

Saya mengutip komentar Reffi Dhinar, dalam tulisan yang dipublikasikan di Wordholic. 

Konfliknya tidak muluk-muluk tetapi menyeret empati, mengaduk emosi, serta sesekali membuat saya merenung. Jangan-jangan saya juga kadang keceplosan menjadi orang yang menyebalkan seperti kawan-kawan Keiko? Novel yang penuh sindiran sekaligus menampar nurani.
Gadis Minimarket Shishōsetsu Kontemporer

Mengupas Novel “Gadis Minimarket” Sebagai Shishōsetsu Kontemporer.

Saya menemukan buku Gadis Minimarket ketika sedang memahami genre sastra Jepang, shishōsetsu. Di mana, novel “Konbini Ningen” dikategorikan sebagai shishōsetsu kontemporer.

… dan benar saja, novel ini memang mengisahkan sebuah autobiografi-fiksi dari seorang pekerja Minimarket, juga akan hal-hal yang terjadi di Minimarket.

Kenapa disebut shishōsetsu? Sebab, novel ini menceritakan pengungkapan diri dan autobiografi-fiksi seorang pekerja Minimarket, pekerjaannya di Minimarket, dan dinamika kehidupannya yang bekerja di Minimarket; juga, berakhir di Minimarket.

Saya Gak Suka Novel “Gadis Minimarket”!

Sebab, novel ini berakhir ketika saya merasa sudah berada di puncak-nya. Novel Gadis Minimarket berakhir bagus, tapi dengan cara yang tidak bagus. Maksud saya, novel ini berakhir begitu saja.

Rasanya seperti… keluar dari minimarket tanpa membeli barang yang saya mau; dan terusik dengan suasana yang berganti karena keluar dari ruangan ber-AC.

Selain itu, dalam beberapa dialog tag; novel Convenience Woman Store menyinggung “memanjangkan akhiran kalimat” dan perihal-perihal dialek. Saya sangat kesulitan mengimajinasikan dialog-nya karena ketidakpahaman saya.

… dan tentu saja, tokoh bernama Shiraha. Well, sebenarnya justru hal ini merupakan hal bagus, karena Shiraha memang layak dibenci. Shiraha adalah antagonis dalam novel ini yang layak dibenci!

Novel “Gadis Minimarket” Sangat Layak Dibaca!

Saya sangat suka dengan opening-lines (pembuka) novel ini. “Minimarket adalah dunia yang penuh suara” … dan opening-lines ini menjadi ending (penutup) dari novel ini.

Aku terus mendengar suara minimarket, bentuk seperti apa yang diinginkannya, apa yang dibutuhkan, dan suara-suara itu terus mengalir ke dalam diriku.” (Hal. 156). 

Aku terlahir untuk mendengarkan suara ini.” (Hal. 157).

Novel “Gadis Minimarket” memang berisik, mengusik, menggelitik dan asik. 

Hal yang mengusik adalah dialog dalam novel yang rasional, dan blak-blakan. Saya sangat suka dengan dialog-dialog seperti itu. Sangat sering menghentikan saya karena tidak percaya.

Jika berbicara tentang dialog, saya merasa jijik dengan dialog-nya Shiraha. Ini menjadi nilai yang bagus, karena Shiraha memang menjijikkan. Argh!

Pada halaman 149, Keiko bertanya pada adik iparnya Shiraha. “Sebagai binatang, bukankah baik kalau kita berkembang biak? ” dan dia menanyakan apakah sebaiknya dia segera menikah dengan Shiraha. Kemudian, direspon:

... Apa jadinya kalau pegawai paruh waktu minimarket dan seorang pengangguran punya anak? … Jangan wariskan DNA kalian pada generasi berikutnya…” 

Simpan saja DNA lapuk itu sampai ajal menjemput … dan tolong jangan tinggalkan sedikitpun di dunia ini.

Selain itu, novel ini mempertunjukkan perubahan perspektif protagonis akan tokoh lainnya, ketika protagonis mengarah pada hal yang mereka anggap normal. 

Pada halaman 117: 

Aku syok melihat reaksi mereka. Sebagai pegawai minimarket, bagiku tidak masuk akal kalau mereka lebih mementingkan gosip mantan pegawai … Ada apa dengan mereka…?

... dan pada halaman 123, Keiko menjelaskan kejenuhan akan manajer minimarket yang ia hormati itu karena gosip yang tersebar.

Pada halaman 125, Keiko mengungkapkan: Rasanya seperti ada suara bising yang membaur dengan suara toko. Suara sumbang yang tak menyenangkan.

Novel ini menggelitik karena menampilkan sesuatu yang sama seperti anggapan saya. Ketika saya mengikuti “kenormalan”, saya pikir orang-orang akan berhenti: ternyata malah semakin liar.

Hal ini selaras dengan pendapat Endah Wijayanti yang diungkapkannya dalam situs Fimela:

Cerita ini benar-benar menjawab bagaimana celotehan kaum nyinyir yang hanya kepo berpengaruh pada jalan hidup seseorang.

Akhir Kata:

Novel ini memberikan perspektif setelah membacanya; saya langsung berpikir, bahwa “normal” dan “abnormal” itu hanya perkara persepsi semata. Setiap orang memiliki dunianya sendiri, dan sedang berjuang di dunianya.

Setelah membacanya, saya jadi semakin yakin untuk terus yakin pada sesuatu yang saya perjuangkan tanpa harus mengkhawatirkan tanggapan orang lain; jika memang yang saya perjuangkan memang memberikan kehidupan.

Sebagai makhluk urban, saya juga berusaha untuk tidak mengusik kehidupan orang lain. Novel ini sangat kaya akan perspektif dan persepsi—dan menampilkan bahwa orang-orang seperti Shiraha itu benar-benar ada di kehidupan ini.

Bibliografi:

Ketika hendak menyajikan ulasan novel “Gadis Minimarket”, saya mengumpulkan pendapat dari pembaca lain; dan berusaha mencari benang merah-nya.

Berikut ini, beberapa sumber referensi dari ulasan orang lain akan novel “Konbini Ningen”.

  1. Nandy [2023, Juni 23] dalam “Review Buku Convenience Store Woman" Gramedia Blog.” diakses pada 6 Oktober 2024, dari laman: Gramedia Blog.
  2. Alimuddin, Rostina [2020, Agustus 27] dalam “Review buku: Gadis Minimarket (Convenience Store Woman)”, diakses pada 6 Oktober 2024, dari laman blog Rostina Alimuddin.
  3. Dhinar, Reffi [2020, November 15] dalam “Review Gadis Minimarket: Konflik dari Mulut Usil”, diakses pada 6 Oktober 2024, dari laman: Wordholic.
  4. Wijayanti, Endah [2020, Agustus 11] dalam “Ulasan Novel Gadis Minimarket, Karya Sayaka Murata”, diakses pada 6 Oktober 2024, dari laman: Fimela.

Hendy Jobers, seorang Pak RT di grup Facebook kepenulisan: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis."

إرسال تعليق

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain