Ketentuan yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Keitai Shousetsu: Pelopor Fenomena Sastra Siber dari Jepang

Keitai Shousetsu: Fenomena sastra digital Jepang yang ditulis dan dibaca di ponsel. Pelopor sastra siber di industri kepenulisan 4.0

Sastra Siber Jepang, Novel Ponsel,

Keitai shousetsu, yang secara harfiah berarti "novel ponsel," merupakan bentuk sastra digital yang sangat populer di Jepang. Fenomena ini pertama kali muncul pada awal 2000-an, ketika teknologi ponsel mulai berkembang pesat di negara tersebut. 

Berbeda dengan novel cetak, keitai shousetsu ditulis dan dibaca melalui ponsel, sering kali dalam format cerita pendek atau berseri. 

Seiring waktu, keitai shousetsu tidak hanya menjadi bagian dari sastra Jepang dan budaya literasi modern di Jepang tetapi juga membawa dampak besar pada industri penerbitan dan gaya hidup anak muda di negara tersebut.

Baca Juga: Shishōsetsu: Genre Sastra Jepang Fiksi Autobiografi

Awal Mula dan Perkembangan Keitai Shousetsu

Keberadaan keitai shousetsu tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi ponsel di Jepang pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Saat itu, ponsel menjadi alat komunikasi yang sangat populer di kalangan remaja, dan segera, beberapa dari mereka mulai menggunakan ponsel untuk menulis cerita pendek. 

Salah satu keunggulan keitai shousetsu adalah kemudahannya dalam akses dan distribusi; penulis bisa langsung membagikan cerita yang ditulis langsung ke platform online, di mana pembaca bisa menikmatinya secara gratis atau dengan biaya yang lebih murah daripada buku cetak.

Keberhasilan keitai shousetsu semakin nyata dengan publikasi beberapa karya pertama yang mencapai popularitas luar biasa. Salah satu cerita pertama yang berhasil diadaptasi menjadi novel cetak adalah "Deep Love," yang kemudian menjadi fenomena nasional. 

Keberhasilan novel tersebut membuka jalan bagi banyak penulis lainnya untuk mencoba peruntungan di dunia keitai shousetsu, dan dalam waktu singkat, genre ini berkembang pesat.

Keitai shousetsu biasanya memiliki karakteristik yang khas: gaya bahasa yang sederhana, narasi yang langsung, dan tema yang sering kali berpusat pada romansa atau kehidupan remaja. 

Dibandingkan dengan novel cetak, keitai shousetsu cenderung lebih pendek dan to the point, cocok untuk pembaca yang mencari hiburan cepat di sela-sela kesibukan.

Keitai Shousetsu Sebagai Cikal Bakal Sastra Siber.

Alastair Horne, seorang mahasiswa PhD Collaborative Doctoral Partnership berbasis di British Library dan Bath Spa University; merilis penelitian-nya bertajuk: “Keitai Shousetsu: Fiksi Ponsel Pertama”, dalam penelitiannya tersebut, dia mengatakan:

… penggunaan teknologi ponsel memang terbatas untuk menceritakan kisah-kisah baru dan mengubah peran penulis, teks, dan pembaca; keitai shousetsu menjadi latar bagi fiksi ponsel masa kini.

Menurut Alastair Horne: Wattpad yang hadir pada 2006 lalu, yang sebagai identitas Sastra Siber masa kini, menjadi pewaris dari Keitai Shousetsu karena memiliki karakteristik yang sama, dari sisi target pembaca, dan mempertahankan aspek kolaboratif, komunitas, juga episodik dari novel ponsel.

Situs web yang menerbitkan keitai shousetsu memungkinkan pembaca dan penulis untuk saling mengirim pesan: akibatnya, pembaca menyampaikan pemikiran mereka tentang tulisan tersebut kepada penulis, menunjukkan kesalahan, dan menawarkan saran untuk pengembangan di masa mendatang.

Keitai Shousetsu sebagai Fenomena Budaya

Keitai shousetsu bukan hanya sebuah tren sastra; melainkan juga mencerminkan dinamika sosial anak muda di Jepang.

Dengan gaya penulisan yang sederhana dan tema yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, keitai shousetsu berhasil menarik perhatian pembaca muda yang mungkin tidak tertarik dengan novel tradisional. 

Selain itu, keitai shousetsu juga memberikan ruang bagi penulis amatir untuk mengekspresikan diri dan mendapatkan pengakuan tanpa harus melalui proses penerbitan pada umumnya.

Pengaruh keitai shousetsu tidak berhenti di dunia digital. Banyak dari cerita ini yang kemudian diadaptasi menjadi novel cetak, film, dan drama televisi. Beberapa contoh terkenal termasuk "Koizora" dan "Akai Ito," yang keduanya mencapai sukses besar baik dalam versi cetak maupun adaptasi layar lebar. 

Adaptasi ini menunjukkan bahwa keitai shousetsu memiliki daya tarik yang luas dan mampu menembus berbagai media. Namun, meskipun keitai shousetsu mendapatkan popularitas besar, ia juga menghadapi kritik. 

Beberapa kritikus sastra menganggap keitai shousetsu sebagai karya yang dangkal dan kurang berkualitas dibandingkan dengan novel tradisional. 

Tantangan lainnya bagi penulis keitai shousetsu adalah mempertahankan orisinalitas di tengah persaingan yang semakin ketat dan tren yang terus berkembang.

Keitai Shousetsu dalam Perspektif Global

Meski keitai shousetsu lahir di Jepang, konsep ini perlahan-lahan mulai dikenal di luar negeri. Di beberapa negara, format ini diadopsi dengan penyesuaian untuk budaya lokal. 

Di negara-negara dengan penetrasi internet yang tinggi dan penggunaan ponsel yang luas, keitai shousetsu menarik minat karena fleksibilitas dan kemudahan aksesnya. Namun, meskipun format ini mendapatkan perhatian di luar Jepang, tantangan tetap ada. 

Kritik terhadap kualitas sastra keitai shousetsu juga hadir di kancah internasional, dengan beberapa orang meragukan apakah format ini dapat dianggap sebagai sastra serius.

Penutup

Keitai shousetsu merupakan bagian tak terpisahkan dari evolusi sastra siber. Sebagai pelopor yang timbul di masa perkembangan teknologi, fenomena keitai shousetsu menunjukkan bagaimana sastra dapat beradaptasi dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman.

Sumber Referensi:

Dickens, Eleanor, [2018, Juli 04] dalam “Keitai shousetsu: the first mobile phone fictions”, diakses pada 26 September 2024, dari laman Blog British Library.

Hendy Jobers, seorang Pak RT di grup Facebook kepenulisan: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis."

Posting Komentar

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain