Ketentuan yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Berkolaborasi dengan AI sebagai Writerpreneur.

Menjadi Writerpreneur yang kreatif dengan kolaborasi bersama AI di Industri Kepenulisan 4.0! #writerpreneur #kepenulisan #kecerdasanbuatan
Menulis Menggunakan AI

Era Kepenulisan 4.0 membuatku bisa menjadi penulis, tanpa harus menulis—tunggu, seharusnya aku tidak membahas ini. Well, perkenalkan, aku Hendy Jobers—ini nama pena, BTW. Nah, beberapa waktu lalu, aku menulis sebuah blog post akan:

Laptop AI untuk Writerpreneur di Era Industri Kepenulisan 4.0

Ketika aku menulis artikel di atas, aku mencoba berkolaborasi menghasilkan artikel tersebut dengan AI. Tentu, aku tidak semata-mata memerintahkan AI seperti Gemini, ChatGPT dan Copilot dengan prompt: “Tuliskan saya sebuah artikel tentang [Vivobook S 14 OLED, Laptop AI untuk Writerpreneur di Era Industri Kepenulisan 4.0]”

Aku sempat melakukannya, sejujurnya. Namun aku hanya menggunakan hasil dari ketiga ChatBot-AI tersebut sebagai “draft” saja. Toh, aku kurang sreg dengan hasilnya. Jika aku mengeksploitasi AI seperti itu, bisa-bisa kreativitas dan kemampuanku menulis akan menurun; dan minatku dengan dunia kepenulisan akan memudar.

Padahal, harapanku ialah AI mampu membantuku meningkatkan keterampilan menulis. Well, harapanku benar! Ternyata AI bisa melakukan hal yang lebih dari itu, hal-hal yang membuatku bisa menggali potensiku sebagai seorang Writerpreneur.

Menjadi Writerpreneur dengan Kolaborasi bersama AI

Kolaborasi, di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maknanya dijelaskan sebagai “kerja sama”. Jadi, bagaimana cara penulis di era industri kepenulisan 4.0 ini bekerja sama dengan AI?

Kolaborasi dengan AI bagaikan kerjasama tim; walau sebenernya, tetap bekerja sendirian. AI adalah partner menulis di bagian pra-penulisan dan pasca-penulisan yang hebat. Dengan AI, menulis jadi lebih menyenangkan—basi banget.

Alih-alih alat yang memudahkan proses menulis, aku lebih menganggap AI sebagai partner yang membuat proses menulis jadi lebih bergairah. AI-ChatBot dapat diajak berkolaborasi untuk memproduksi tulisan, tapi tetap; seorang penulis harus memegang kendali.

Di sini, aku akan menyampaikan pengalamanku berkolaborasi dengan AI ChatBot seperti Copilot, ChatGPT, dan Gemini; menggunakan contoh hasil artikel yang kusematkan di awal blog post ini. Jadi, begini…

Hal pertama yang aku lakukan ketika menulis dengan kolaborasi bersama AI adalah “riset”. Aku akan mengajak AI “mengobrol”, mencari data-data yang akan digunakan sebagai nutrisi dalam tulisan dan menemukan inspirasi; istilah ini biasanya disebut sebagai brainstorming.

Aku bertanya pada ChatGPT, Copilot dan Gemini, “Laptop Seperti Apa yang Cocok dan Dibutuhkan Writerpreneur di Era Industri Kepenulisan 4.0?” - 

Setelah mendapatkan hasil dari ChatBot tersebut. Selanjutnya, aku membangun kerangka artikel atau struktur tulisan—masih dari hasil generated AI. Dari hasil yang diberikan padaku, AI menjabarkan: bahwa aku harus, menjelaskan apa itu Writerpreneur, Industri Kepenulisan, dan spesifikasi laptop seperti apa yang dibutuhkan sesuai pekerjaan yang dilakukan penulis.

Tentu, hasil yang diberikan tidak semata-mata aku gunakan begitu saja. Tetap, aku lah yang memegang kendali. AI hanya membantuku, bukan menjadi penentu arah.

Hal ini penting, karena memang; tantangan dan ancaman dari kemudahan AI adalah membuat penulis terlena. Alih-alih mengembangkan potensi dengan menggali lebih banyak inspirasi dan kreativitas, AI bisa jadi mengambil alih dan membuat penulis jadi tidak menulis lagi.

Terakhir, aku mulai menulis—karena aku lah penulisnya. Di tahap ini, aku berkolaborasi dengan sekala 60:40. Di mana AI akan memberikan aku contoh pengembangan dari kerangka yang telah disusunnya itu, kemudian aku memberikan sentuhan khusus agar tulisan lebih ‘berasa’. AI memiliki gaya bahasa yang hambar, jadi aku meletakkan “rasa” dalam tulisan tersebut.

Rasa yang lebih personal… rasa yang menjadi keunikan dari kemampuan manusia.

Sebenarnya itu bukan proses terakhir; karena ada pasca-penulisan. Dengan AI, aku melakukan proses pasca-penulisan untuk peninjauan dan penyuntingan. Proses Pasca-penulisan ini nyatanya gak butuh bantuan AI, karena “dia” akan mengembangkan tulisan yang seharusnya dipoles.

Di titik ini aku mulai menyadari bahwa AI semacam ChatBot itu ternyata bisa meringkas dan memudahkan proses menghasilkan tulisan. Lantas, aku bertanya-tanya… kalau AI bisa melakukan itu, lalu…

Mengapa Harus Berkolaborasi dengan AI?

Well, aku baru saja selesai menonton film “Atlas (2024)” yang dibintangi Jeniffer Lopez di Netflix, dan “The Creator (2023)”. Ketika menulis artikel ini di sela-sela mencari kreativitas dan inspirasi.

Keduanya merupakan film yang menceritakan tentang dinamika kehidupan AI yang berdampingan dengan manusia. Film-film tersebut menggambarkan kolaborasi manusia dengan AI yang ciamik. Mereka menyebutnya “simbiosisme” dengan AI.

Sepertinya belum tepat jika aku menyebut simbiosis juga, sehingga aku lebih senang jika menyebutnya sebagai kolaborasi; walau sebenarnya AI akan mempelajari cara kita untuk meningkatkan kemampuan mereka, dan seharusnya kita sebagai pengguna pun juga harus meningkatkan kemampuan dengan berkolaborasi bersama AI.

Jadi, aku bertanya pada ChatBot Copilot, ChatGPT dan Gemini untuk memperkuat argumen ini. Mengapa writerpreneur di era Industri Kepenulisan 4.0 harus berkolaborasi dengan AI? … jawaban yang mereka bertiga berikan kemudian aku rangkum dan aku sinkronkan dengan pendapatku—berdasarkan pengalaman dan pemahaman yang telah aku aplikasikan sepanjang artikel ini, juga artikel sebelumnya:

  1. Efisiensi dan Produktifitas: AI dapat membantu penulis dalam berbagai tugas, seperti riset, pengumpulan data, dan analisis tren. Hal ini memungkinkan penulis untuk lebih menghemat waktu sehingga bisa lebih fokus pada aspek kreatif dari penulisan.

  2. Peningkatan Kualitas Konten: AI dapat membantu pengecekan tata bahasa, ejaan, dan gaya penulisan, untuk meningkatkan kualitas dan konsisten tulisan. AI juga dapat memberikan saran untuk perbaikan konten berdasarkan analisis data pembaca.

  3. Personalisasi sesuai Target: AI dapat membantu penulis memahami target pembaca sehingga memungkinkan penulis untuk membuat konten yang lebih relevan dan dipersonalisasi, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan respons audiens.

  4. Inspirasi dan Kreativitas: AI dapat menjadi sumber inspirasi baru bagi penulis. Misalnya, menghasilkan ide atau bahkan membantu dalam penulisan draf awal, yang kemudian bisa dikembangkan oleh penulis.

  5. Analisis Data dan Feedback: AI dapat menganalisis data dari performa konten sebelumnya untuk memberikan wawasan tentang pencapaian dan peraihan, yang memungkinkan dapat membantu penulis untuk terus belajar dan berkembang.

AI membantu penulis untuk tetap kompetitif dengan memberikan alat yang dapat meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan kualitas tulisan.

Kolaborasi dengan AI bukan berarti menggantikan kreativitas manusia, tetapi lebih kepada menggabungkan keunggulan teknologi dengan kemampuan unik manusia untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik dan lebih relevan.

Menggabungkan Keunggulan Teknologi Dengan Kemampuan Unik Manusia.

Pada akhirnya aku sampai di titik utama yang ingin kusajikan; penerapan keunggulan teknologi dengan kemampuan unik manusia. Sebab, inti dari membicarakan kecerdasan buatan dan industri kepenulisan 4.0 adalah pendayagunaan perangkat. 

ASUS AI bisa jadi salah satu dari sekian hal yang layak disandingkan dengan “menggabungkan keunggulan teknologi dengan kemampuan unik manusia”.

Sebab, ASUS AI merupakan suatu standar laptop (perangkat) terbaik dari ASUS yang telah menerapkan keunggulan teknologi AI sebagai fiturnya, sehingga memastikan bahwa laptop yang berstandar ASUS AI telah disesuaikan untuk aplikasi berbasis AI dan dipastikan telah memenuhi persyaratan sebagai laptop AI.

ASUS AI dirancang untuk mendukung aplikasi dan fitur AI tetap kompatibel di masa depan karena telah dibekali dengan prosesor generasi terbaru yang didukung dengan NPU (Neural Processing Unit) dan “fitur berbasis AI” seperti ChatBot Copilot, Windows Studio Effect, juga AI Noise Cancelling

Tombol Copilot di Laptop Vivobook
Tombol "Copilot" pada Laptop Asus AI untuk akses cepat asisten pintar.

Ada banyak penerapan keunggulan teknologi kecerdasan buatan di dalam laptop berstandar ASUS AI. Beberapa di antaranya, seperti:

  • ASUS AI Noise Cancelation: Kecerdasan Buatan yang memproses peredaman suara bising di sekitar.

  • ASUS AI Voice Recognition: Kecerdasan Buatan yang memungkinkan penggunaan dengan kontrol suara.

  • ASUS AI Link: Memberikan proses menghubungkan laptop ke perangkat lain dengan mudah.

Gak cuma itu, standar yang diterapkan ke ASUS AI juga meliputi hal-hal sebagai berikut:

  • Komprehensif! Karena banyak pilihan lengkap, mulai dari laptop gaming, daily driver consumer, hingga laptop untuk commercial seperti writerpreneur.

  • High Durability! Memastikan bahwa semua laptop telah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan US Military Grade (MIL-STDMIL-STD-810H).

  • Modern and Styles Design. Dengan ketebalan lebih tipis dan keringanan laptop yang tidak terlalu berat.

  • Lumina OLED: Standar layar premium yang nyaman di mata dan sedap dipandang.

  • Juga, port dan konektivitas paling lengkap, karena masih menyertakan USB Type-A, HDMI, dan 3.5mm Combo Audio Jack.

Seperti yang telah kutuliskan di artikel sebelumnya. Kali ini, aku juga akan tetap menyebut Vivobook S 14 OLED (S5406) sebagai laptop yang memungkinkan penggabungan keunggulan teknologi dengan kemampuan unik manusia.

Vivobook S 14 OLED merupakan bagian dari jajaran laptop ASUS AI, standar laptop AI terbaik dari ASUS. Seluruh laptop yang masuk ke dalam jajaran laptop ASUS AI dipastikan tampil sebagai laptop AI dengan dukungan hardware serta aplikasi berbasis AI yang komprehensif. 

ASUS AI juga mempermudah masyarakat Indonesia dalam memilih laptop AI dan memastikan laptop pilihannya merupakan laptop AI yang sesungguhnya.

Hadir dengan sistem operasi Windows 11, Vivobook S 14 OLED merupakan laptop berfitur AI dengan dukungan Copilot. 

Asisten cerdas berbasis AI ini akan membantu kamu mendapatkan jawaban dan inspirasi dari seluruh penjuru internet, mendukung kreativitas dan kolaborasi, serta membantu kamu fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas.

Tidak hanya dilengkapi Windows 11 asli, di laptop juga hadir dengan genuine Microsoft Office Home & Student 2021 untuk menunjang aktivitas kamu sepanjang hari. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu kamu menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11, memungkinkan kamu mengekspresikan diri dan menemukan cara kerja terbaik kamu.

Menemukan Cara Kerja Terbaik dari Berkolaborasi dengan AI

Aku yakin, kamu pasti sepakat denganku. Untuk bisa menemukan cara kerja terbaik dari hasil berkolaborasi dengan AI, tentu saja dengan perangkat yang mumpuni; dan yang jelas, Vivobook S 14 OLED (S5406) layak diperhitungkan sebagai perangkat berfitur AI yang mumpuni.

Vivobook S 14 OLED

Kek mana engga! Ada banyak fitur AI cerdas yang bisa meningkatkan produktivitas lebih efisien; menawarkan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi writerpreneur, yang sesuai dengan alasan mengapa harus berkolaborasi dengan AI. 

Tentu saja, Vivobook S 14 OLED hadir dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk produktivitas writerpreneur. Dihadirkan dengan RAM yang besar, memungkinkan multitasking yang lancar, memudahkan writerpreneur untuk melakukan riset menggunakan AI seperti ChatBot Copilot, menulis dan menyunting secara langsung; sehingga produktifitas jadi lebih efisien.

Penyesuaian performa sesuai kebutuhan dari penerapan fitur AI memungkinkan penggunaan daya baterai Vivobook S 14 OLED lebih tahan lama. Kemudahan lain yang ditawarkan ada di  sistem pendingin yang pintar. AI mampu mendeteksi suhu laptop dan menyesuaikan kecepatan kipas secara dinamis untuk menjaga suhu tetap optimal tanpa menimbulkan kebisingan yang mengganggu.

Berbicara tentang kebisingan yang mengganggu, ASUS AI Noise Cancelation berperan dalam pengaturan suara. Teknologi ini mampu meredam kebisingan latar belakang saat melakukan panggilan video, sehingga komunikasi menjadi lebih jelas dan nyaman.

Bagiku yang sering mengisi melakukan panggilan video atau suara ketika nongkrong sambil menulis di Cafe atau Coffee Shop yang cukup berisik; fitur ini sangat membantu. Apalagi jika harus menjadi pemateri, moderator atau bintang tamu di acara webinar dan kelas kepenulisan daring.

Sebagai seorang writerpreneur, akan ada banyak manfaat yang didapatkan dari kolaborasi bersama keunggulan teknologi canggih tanpa perlu melakukan banyak pengaturan manual, sehingga ketika produktifitas menulis jadi bisa lebih fokus pada tugas-tugas tanpa khawatir dengan gawai yang digunakan. 

Hal tersebut yang membuat laptop Vivobook S 14 OLED menjadi pilihan yang lebih mudah dan nyaman digunakan untuk writerpreneur berkolaborasi dengan AI. Hal ini membawa kesempatan writerpreneur untuk bukan hanya sekadar menikmati kemudahan yang ditawarkan oleh AI, tapi memungkinkan untuk menemukan cara cara kerja terbaik dari kolaborasi dengan AI.

Lebih Mudah dan Lebih Nyaman

Pada akhirnya, aku akan menutup artikel ini dengan garis besar dari tema ASUS AI: Vivobook S 14 OLED (S5406) itu sendiri, yaitu; lebih mudah dan lebih nyaman. 

Aku sepakat, sebagai seorang writerpreneur yang berkarya di industri kepenulisan 4.0, di era digitalisasi yang dipengaruhi oleh keunggulan teknologi ini; menulis dengan berkolaborasi bersama AI akan menciptakan produktifitas menulis yang lebih mudah dan lebih nyaman.

Mudah berkolaborasi dengan AI, dan Nyaman dengan keunggulan teknologi berbasis AI yang diterapkan di laptop Vivobook S 14 OLED (S5406). Sehingga, mampu menemukan cara kerja terbaik untuk mengembangkan kemampuan unik manusia.

Credit: 

Artikel ini diikutsertakan pada Question and ASUS Blog Writing Competition di Blog Oom Yahya

©2024 — Seluruh data yang dipaparkan dalam blog post ini disadur dari sumber yang tercantum dalam regulasi ASUS Blog Writing Competition, dan dari hasil generatif ChatBot AI Copilot, ChatGPT dan Gemini.

Blog post ini, disajikan dari hasil kolaborasi bersama ketiga AI yang disebutkan. 

Hendy Jobers, seorang Pak RT di grup Facebook kepenulisan: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis."

Posting Komentar

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain