Saya sering mendapatkan pertanyaan, "Bang, bagaimana sih cara menjadi penulis yang aktif, produktif dan berpenghasilan?" dalam bentuk pesan maupun tulisan yang di-posting di grup: Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis, dan bahkan dalam sebuah komentar jika ada kesempatan.
Pertanyaan seperti itu sebenarnya agak membebani diri, ya. Mau jadi penulis yang aktif, produktif dan berpenghasilan. Namun, gak punya passion atau keterampilan menulis. Hanya punya sebuah motivasi yang kalau kata orang tua dulu, "hangat-hangat tahi ayam".
Hanya bermodal, "Woah, dia bisa mendapatkan dollar, hanya dengan menulis saja. Berarti aku juga bisa, dong!" Kira-kira begitu. Woah, gampang bener nyari duit, ya. Nulis sat-set doang mah, siapa yang gak bisa?
Ya, gak salah sih punya keinginan seperti itu … ya, saya juga menggunakan keinginan seperti itu sebagai motivasi dan tujuan untuk menjadi seorang penulis.
Nah, dalam artikel ini, saya tidak ingin mengajarimu cara menjadi seorang penulis, tetapi saya akan mengajakmu melangkah bersama cara menjadi penulis, berdasarkan pengalaman, dan pemikiran pribadi, serta masukan dan pendapat dari rekan-rekan penulis yang telah saya rangkum.
Artikel ini dikhususkan untuk kamu yang ingin menjadi penulis novel, penulis konten, atau Blogger; ya seperti saya, Hendy Jobers.
Begini:
1. Menjadi Penulis itu, Berarti Menjadi Pembaca yang Baik.
Klise, kan? Iya! Kebanyakan mentor kepenulisan dan bahkan penulis yang telah menghasilkan banyak karya pun akan selalu mengatakan, "Menjadi penulis itu, berarti harus menjadi pembaca yang baik".
Menariknya, kebanyakan penulis, tuh—dan saya yakin, kamu juga—berangkat dari inspirasi yang didapat ketika atau setelah membaca sesuatu; entah itu sebuah artikel, buku, berita atau cerita curhatan temen kamu di sosial media.
Jadi, membaca itu bagus untukmu karena dapat memberikan wawasan dan masukan yang bisa kamu terapkan di dalam karya tulis kamu. Ya, kamu gak harus membaca banyak hal, cukup baca hal-hal yang kamu sukai, yang membuat kamu tertarik, atau sesuatu yang penting untuk dipahami.
Apa sih tolok ukur dari menjadi pembaca yang baik untuk bisa menjadi penulis?
Analisis Tulisan: Selama membaca, perhatikan cara penulis mengembangkan tulisannya, menyusun dan menyampaikan data dan informasi yang dipaparkan dalam tulisannya, serta penggunaan kosakata yang dipilihnya sebagai gaya bahasa.
Kamu harus mempelajari teknik-teknik seperti itu agar dapat meningkatkan keterampilan menulis.
"Tapi, Bang. Aku gak punya banyak bahan bacaan yang memadai, loh."
Eits, gak usah khawatir. Kalau kamu bisa mengakses artikel ini, berarti kamu juga bisa mengakses aplikasi iPusnas yang ngasih kamu banyak bahan bacaan secara gratis dan mudah.
2. Sering Latihan Menulis, tapi Jangan Setiap Hari.
Percayalah pada sebuah proses, jangan memaksakan diri harus menulis setiap hari. Akan tetapi, sering-seringlah menulis. Cara mutlak menjadi seorang penulis, ya nulis!
Perlu diingat, bahwa kamu gak harus menulis setiap hari, yang penting konsisten aja. Jangan nunggu mood ada dulu baru nulis.
Maksudnya gimana sih, Bang?
Kalau kamu menulis setiap hari, kapan bacanya? Hehehe, ya mungkin kamu juga punya kesibukan dan kepentingan lain kan di keseharian, nah jangan jadikan "harus menulis tiap hari supaya bisa menjadi penulis" sehingga mengacaukan hal-hal lain.
Selain itu, kamu kan saat ini sedang berada di fase 'ingin menjadi penulis yang aktif dan produktif', kalau disuruh menulis setiap hari, pasti kamu akan bingung; "Nulis apa ya hari ini?"
Ujungnya, malah membebani kamu, dan pada akhirnya; kamu malah gak percaya diri dan gak yakin sama diri sendiri karena gak bisa menulis setiap hari.
Tapi tenang aja!
Nah, berikut ini ada beberapa hal yang bisa kamu tulis supaya bisa meningkatkan kemampuan menulis kamu:
- Menulis pemikiran, pengalaman, dan kegelisahan di sosial media kamu. Ya, anggap saja kamu lagi curhat gitu.
- Menulis respon dan tanggapan, atau opini kamu akan sebuah fenomena, berita, atau dinamika yang terjadi di sosial media kamu. Nah, yang ini kudu hati-hati, nih. Bisa saja tulisan kamu gak cocok dengan orang lain, jadi perlu pertimbangan, ya.
- Menulis komentar dan ulasan dari sebuah film, buku, atau makan siang-mu.
3. Mencatat merupakan Bagian dari Menjadi seorang Penulis.
Selain membaca dan latihan menulis; mencatat, ternyata juga bagian dari cara menjadi penulis, loh! Dengan mencatat, kamu bisa membiasakan diri untuk menulis pemikiran dan informasi yang kamu dapat.
Jika kamu membiasakan diri untuk mencatat, itu tandanya kamu sudah satu langkah maju menjadi seorang penulis yang aktif. Nah, nantinya catatan-catatan kamu itulah yang akan menjadi penulis yang produktif.
Saya yakin, kamu pasti sudah tahu manfaat dari pentingnya mencatat sebagai seorang penulis. Namun, apa sih yang harus sering dicatat supaya bisa menjadi penulis?
- Catat Ide-Ide yang kamu dapatkan, atau biasanya saya sebut sebagai ilham yang ingin dikembangkan menjadi tulisan atau karya tulis. Gak apa-apa punya banyak catatan ide, kan nantinya bisa kamu gunakan suatu saat nanti.
- Catat Informasi yang kamu dapatkan dari obrolan, bacaan, atau sesuatu yang kamu temui di kehidupanmu.
4. Menulis Jurnal atau Diary Membiasakan diri untuk Produktif Menulis.
Katanya mau menjadi penulis yang aktif dan produktif, ya kalau gitu; biasakan diri untuk menulis jurnal dong. Gak gampang memang, tapi… alah bisa karena terbiasa, kan?
"Gini, Bang! Bingung mau nulis apa di jurnal."
Yee sama! Saya juga mulanya bingung dengan isi yang harus saya tulis di dalam jurnal. Ujungnya, Jurnal Harian saya malah lebih condong ke Diary.
Hanya saja, dari tulisan-tulisan yang dituang ke dalam jurnal tersebut, saya bisa lebih mengenal diri sendiri dengan memahami tulisan saya sendiri.
Jadi kayak… jurnal itu merupakan wadah untuk bercermin dan memahami diri dengan buah pikiran dan keinginan yang disajikan dalam tulisan. Ya, seenggaknya, kita tuh jadi aktif menulis.
Sehingga, tulis hal apapun di jurnal kamu. Bisa jadi tempat penyimpanan Ide-Ide yang kamu catat, atau sebagai coretan draft dari tulisan-tulisan yang ingin kamu publikasikan di sosial media kamu.
Tulis saja, jurnal tuh media kreatif nan kritis yang bebas dari kritik orang lain! Kecuali, jurnal yang kamu pilih tuh kayak sosial media, microblog atau blog.
5. Komentar dan Pendapat dari Pembaca juga Bagian dari Menjadi Seorang Penulis.
Mau tidak mau, harus diakui bahwa komentar pembaca yang bisa saja berupa kritik atau saran juga bagian dari menjadi seorang penulis. Poin ini beneran pahit banget, kadang-kadang feedback dari pembaca tuh bisa buat kita tersanjung, atau malah bisa bikin kita tersandung.
Perlu disadari bahwa tidak semua komentar dari pembaca itu harus diterima; kamu harus pandai menampung, memahami, mengelolanya, dan menyesuaikan komentar juga pembaca supaya bisa meningkatkan kemampuan menulis kamu, sehingga membuat kamu menjadi penulis yang produktif.
Kalau kamu hanya memilah-milah saja, seperti tidak mau menerima komentar negatif, atau hanya ingin mendapatkan pendapat yang baik saja, hal itu tentu hanya akan membuat kamu congkak.
Sedangkan, jika kamu menyerap semua umpan balik dari pembaca. Hati-hati! Bisa-bisa kamu malah menjadi penulis yang terbentuk dari omongan orang lain.
6. Temukan Komunitas yang Sesuai untuk Mendapatkan Umpan Balik.
Menyambung poin yang telah saya jabarkan; bagaimana caranya mendapatkan umpan balik yang sesuai seperti yang dijelaskan sebelumnya?
Sebagai seorang Author dan Blogger yang mengelola grup kepenulisan, kamu bisa bergabung ke komunitas kepenulisan di Facebook: "Ingin Menjadi Penulis. Namun, Enggan Menulis".
Di sana, kamu bisa mendapatkan kritik dan saran yang variatif dan lebih fokus pada hal-hal yang ingin kamu dapatkan, seperti:
- Kesinambungan
- Timeline
- Konsistensi
- Diksi atau Pemilihan Kata
- Logika
- Alur
- Dialog dan Dialog Tag (jika kamu menulis novel)
- Tata Bahasa
- EYD
- Dll.
Selain hal itu, grup kepenulisan yang dibentuk berdasarkan keinginan untuk roasting karya orang lain, menghujat dan membedah, serta menginformasikan akan hal-hal seperti fenomena, dinamika, dan problematika di dunia kepenulisan dan platform; juga memberikan banyak informasi dan insight buat kamu.
Kalau kamu mau bergabung, silakan! Gak ada persyaratan, hanya saja kamu harus menyesuaikan diri dengan regulasi yang berlaku.
7. Menjadi Penulis itu Harus Paham Dengan Diri Sendiri.
Pada akhirnya, kamu harus lebih memahami dirimu untuk menjadi seorang penulis. Apa yang ingin kamu inginkan dan kamu raih? Apakah hanya sekadar mendapat penghasilan dari menulis, atau sebuah pengakuan, dan bisa jadi sebuah pencapaian?
Apa yang menjadi tujuanmu menjadi penulis? Apakah ingin menyampaikan sesuatu atau ada hal lain? Apa yang kamu ingin pembaca dapatkan dari tulisanmu? Atau adakah suara dan pemikiran yang ingin kamu sampaikan dan orang lain dengar?
Pahami dirimu… tentukan tujuanmu.
Apakah menulis itu merupakan sesuatu yang menyenangkan, sehingga hanya sekadar mengisi waktu luang, atau kamu harus siap meluangkan waktu untuk mendapatkan peluang penghasilan dari menulis?
Cobalah memahami dirimu sendiri. Karena, tulisanmu adalah harimau-mu.
Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Menjadi Penulis:
Saya mengawali artikel ini dari sebuah pertanyaan, dan akan menutup artikel ini dengan menjawab beberapa pertanyaan yang relevan dengan pokok pembahasan. Nah, kamu pun juga boleh memberikan pertanyaan pada kolom komentar di bawah, atau lewat sosial media Hendjobers :
https://www.kepenulisan.com/p/kontak.html/
Apa modal utama menjadi penulis setelah kemampuan menulis?
Tentu saja, kreativitas dan kecerdasan. Menulis kan juga memerlukan proses kreatif, seperti pengembangan ide, perencanaan kerangka tulisan, dan menulis itu sendiri, serta mempromosikan supaya ada yang membaca.
Apa saja kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjadi penulis?
Tanggung jawab, ya penulis tuh harus memiliki kemampuan bertanggungjawab atas segala hal yang direncanakan dan ditulis. Rasa tanggung jawab lah yang akan mendorong kamu untuk melakukan riset, dan lebih menghargai pekerjaanmu.
Bagi saya, tanggung jawab adalah kemampuan, bukan bakat, yang tentu saja bisa dilatih dengan menjadi penulis.
Apakah menjadi penulis berarti menjadi influencer juga?
Woah, sungguh menarik pertanyaan ini, dan saya berencana akan membahasnya pada satu postingan khusus di Blog kepenulisan.com. Nah, bagi saya pribadi, di Industri Kepenulisan 4.0 seperti saat ini. Menjadi penulis juga bisa menjadi influencer, sih. Gak salah dan kenapa tidak?!
Dengan memiliki konten tulisan yang dibaca orang-orang, berarti secara tidak langsung kita juga meng-influence pembaca.
Ada banyak cara untuk menjadi influencer yang bergerak di bidang kepenulisan; seperti BookToker di TikTok, Bookstagram di Instagram, atau BookTweet di X.
Menulis konten di platform sosial media kan juga sama-sama menulis, emangnya menjadi penulis itu harus semata-mata menulis buku saja?
Engga dong, ada banyak ranah dan bidang yang bisa kamu pilih untuk bisa menjadi penulis, di era sastra siber dan industri kepenulisan 4.0 ini, nah yang penting; seperti yang saya sampaikan, kamu harus memahami diri dan bertanggung jawab.
Sekian dulu, dan terima kasih untuk kesempatan yang telah kamu berikan kepada saya. Sampai bertemu pada kesempatan-kesempatan lainnya.
Yuk berinteraksi dan berkenalan di kolom komentar!