Ketentuan yang diterapkan di situs kepenulisan.com dalam tautan berikut: Ketentuan

Prolog Novel: Haruskah Ditulis? Fungsi & Peran Utama untuk Opening-lines.

Prolog adalah sebuah pembuka cerita yang digunakan sebagai penghubung dan pemberi informasi. Tak hanya itu, prolog nyatanya memiliki peran dan fungsi.

prolog novel

Pasti kamu pernah membaca prolog novel yang biasanya ada di awal cerita, kan? Nah, ketika kamu menulis novel, mungkin kamu bertanya-tanya … 

  1. Kenapa sih novel harus ada prolog? 
  2. Apa bedanya prolog sama bab pertama?
  3. Harus banget menulis prolog?
  4. Prolog itu wajib ditulis gak, sih?

Dulu, saya juga bertanya-tanya. Bahkan, waktu pertama kali belajar menulis novel, saya sering skip bagian prolog. Kayaknya nggak penting, gitu.

Anggota grup Kepenulisan “INGIN MENJADI PENULIS. NAMUN, ENGGAN MENULIS” bahkan, kebanyakan berhenti menulis padahal baru bagian prolog! Ehh!!! 

Apakah prolog harus ditulis duluan karena letaknya di awal cerita?

Setelah mulai mendalami dunia kepenulisan, khususnya menulis novel; saya jadi paham bahwa ternyata ada fungsi prolog dalam sebuah cerita. Jadi, prolog tuh gak sembarangan ada dan karena letaknya di awal, berarti ada peran prolog yang harus diperhatikan.

Akan tetapi, gak cuma prolog doang yang letaknya di awal. Beberapa buku seperti novel atau karya fiksi lain, mungkin memiliki: 

  • bagian pendahuluan sebagai pembuka,
  • kata pengantar, 
  • ucapan terima kasih, dan 
  • prolog sebelum opening-lines.

Hal-hal di atas sering menjadi bagian pembuka. Namun, prolog bukan hanya sekadar pembuka, tapi bisa jadi kunci untuk membuat pembaca penasaran sejak awal. 

Ada yang lebih kocak, sih. Di Wattpad, prolog malah dijadikan pengenalan tokoh satu per satu plus mencantumkan visual-cast. Entah belajar dari mana mereka ini.

Prolog novel adalah bagian pembuka cerita yang biasanya berupa pengantar, latar belakang, atau peristiwa yang terjadi sebelum cerita utama dimulai. Fungsinya adalah memperkenalkan pembaca pada dunia cerita, mengatur suasana hati, dan memberikan petunjuk tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

… dan tentu saja, walaupun letaknya di awal sebelum bab pertama; prolog gak harus ditulis duluan. Hal ini sesuai dengan saran dari Stephen Edwin King, seorang penulis kontemporer genre horor asal Amerika Serikat, mengatakan:

Jangan membuat prolog di awal proses menulis cerita. Tulislah ketika cerita telah berhasil mendapatkan konflik utamanya.

Enggak ada yang bilang kalau prolog harus ditulis di awal karena letaknya di awal. Menulis novel itu gak harus linear, karena novel memiliki struktur.

Dengan begitu, kamu bisa menulis prolog setelah selesai menamatkan cerita atau setelah mempertimbangkan fungsinya di dalam cerita.

Jadi, yuk bahas lebih dalam tentang definisi prolog, fungsi prolog, dan bagaimana penulis memanfaatkan prolog novel. 

Apa Itu Prolog?

Secara sederhana, prolog adalah pengantar cerita sebelum masuk ke bab pertama. Prolog seringkali memberikan informasi yang relevan dengan keseluruhan cerita, tapi nggak harus langsung berkaitan dengan adegan pembuka di bab pertama. 

Misalnya, prolog bisa mengambil tempat di masa lalu tokoh utama, atau di lokasi yang berbeda dari latar cerita. 

Intinya, prolog bertugas memberikan pembaca gambaran awal yang penting, tanpa mengacaukan alur (timeline) novel.

Kalau dari penjelasan Anton Sujarwo yang saya kutip dari laman WordPress Penulis Gunung, bilang; 

… prolog adalah perangkat sastra yang fungsional, dengan tujuan sebagai pengantar pembaca menuju isi cerita; yang memikat, dan memiliki percikan agar pembaca mau masuk lebih jauh ke dalam cerita.

Lebih sederhana lagi, menurut penjelasan dalam komentar sebuah post diskusi tentang prolog; di grup kepenulisan IMPNEM. Jaya Setiawan mengungkapkan, kalau…

Prolog itu ibarat mencicipi makanan. Intinya, membawa pembaca berkenalan dengan isi cerita.

Seberapa Panjang Prolog Harus Ditulis?

Waktu pertama kali saya coba menulis prolog  novel, saya sempat bingung—prolog novel harus ditulis seberapa panjang? Ada yang bilang harus 400-500 kata, atau ada juga yang mengatakan kalau harus lebih pendek dari bab pertama.

Well, efektifitas dan idealnya prolog itu engga dinilai atau diukur dari seberapa panjang-pendek-nya, tapi dari peran dan fungsi si prolog itu sendiri. 

Asal fungsinya sebagai pengantar cerita dapat, sebanyak apapun kata tak masalah.

Nah, yang penting, prolog juga harus menarik perhatian pembaca dan menyajikan informasi relevan yang memiliki benang merah pada cerita utama. 

Prolog bisa pendek, hanya beberapa paragraf, atau panjang hingga beberapa halaman, tergantung dari apa yang mau kamu sampaikan.

Kalau merunut penjelasan dari Dr. Sharon Zink, beliau menganjurkan:

Pastikan untuk tidak membuat prolog lebih panjang dari bab standar dan pertimbangkan untuk membuatnya lebih pendek lagi agar lebih menarik. Letakkan dasar alur cerita, tetapi jangan bertele-tele.

Jadi, jangan kebingungan lagi; jangan bertanya-tanya … 

Apakah prolog harus panjang?”, atau… “Apa boleh prolog pendek saja?” 

Apa yang diungkapkan oleh Dr. Sharon Zink juga selaras dengan penjelasan Doug Landsborough dalam laman Dabble Writer, yang bilang; 

Ketika menulis prolog, usahakan buat prolog yang efektif; yang ringkas jauh lebih efektif untuk memikat pembaca daripada yang panjang dan bertele-tele.

Kalau menurut tanggapan dari Kendra Arakeylan dalam sebuah post diskusi di grup kepenulisan IMPNEM yang mempertanyakan, “Seberapa ideal panjang prolog ditulis?” dia menjawab:

Prolog dengan kata yang tidak terlalu banyak itu yang ideal. Prolog kan untuk menarik perhatian pembaca, kalau kebanyakan ya bisa aja pembaca keburu bosan.

Jadi, agar pembaca tidak keburu bosan membaca prolog …

Apa yang Harus Ditulis dalam Prolog?

Prolog sebaiknya menyajikan informasi yang relevan tapi tidak bertele-tele, seperti latar belakang cerita, peristiwa penting yang terjadi sebelum cerita dimulai, atau sedikit gambaran akan tokoh utama.

Apapun yang ingin kamu tulis ke dalam prolog, sebaiknya harus sesuai dengan fungsi dan peran-nya sebagai pembuka cerita.

Mengutip pemaparan dari Tal Valante, seorang penulis dari majalah daring gratis untuk penulis fiksi, Re:fiction, yang saya kutip dari laman web writing-world, bilang;

Prolog harus berkontribusi pada alur cerita. Prolog harus mengungkap fakta-fakta yang signifikan dan relevan, jangan tulis prolog dengan dalih menciptakan suasana. Tugas utama prolog adalah menyediakan informasi yang penting atau akan penting untuk memahami alur cerita.

Ketika membuat prolog, pertimbangkan keperluan dan temukan fungsi dari prolog di dalam cerita. Jikalau memang tidak memiliki fungsi atau keperluan, prolog boleh tidak ditulis, sebab prolog bukanlah sebuah keharusan.

Tugas Utama: Fungsi Prolog dalam Novel

Jadi, apa sebenarnya fungsi prolog di dalam novel? Berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa alasan kenapa penulis memasukkan prolog di novel, dan inilah fungsi dari prolog itu:

Peran dan Fungsi Prolog Dalam Novel

Memperkenalkan Latar Belakang Cerita.

Kadang-kadang, prolog berfungsi untuk memperkenalkan dunia atau latar belakang cerita yang mungkin terlalu berat atau kompleks untuk dijelaskan langsung di bab pertama.

Saya pernah menulis sebuah cerita fantasi di mana dunianya punya sejarah ribuan tahun. Kalau memasukkan semua informasi ini di bab pertama bakal bikin pembaca bingung.

Jadi, saya pakai prolog buat menjelaskan sedikit tentang asal-usul dunia tersebut sebelum masuk ke cerita utama.

Walau cocok digunakan untuk memperkenalkan latar belakang cerita, prolog juga bukan tempat yang tepat untuk menampilkan world-building.

Membangun Antusiasme atau Tension.

Kalau kamu suka baca novel thriller atau misteri, pasti sering menemukan prolog yang bikin deg-degan. 

Biasanya, prolog dalam genre ini digunakan buat menampilkan kejadian penting, seperti: 

  • sebuah tragedi yang tragis, 
  • pertemuan rahasia, atau 
  • bencana besar; yang akan menjadi pemicu cerita. 

Sebagai penulis, saya selalu berusaha bikin prolog yang cukup dramatis sehingga pembaca merasa penasaran dan mau terus membaca sampai akhir.

Prolog yang mengundang antusiasme pembaca bisa membuat pembaca penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang cerita.

Membuat Konteks & Mengatur Suasana

Prolog memberikan informasi penting tentang latar belakang cerita, karakter, atau konflik yang akan terjadi. Prolog bisa menciptakan suasana hati yang tepat untuk cerita, apakah itu misterius, romantis, atau menegangkan.

Memberikan Perspektif yang Berbeda

Prolog juga bisa menjadi kesempatan untuk memperkenalkan sudut pandang yang mungkin tidak akan muncul lagi dalam cerita. 

Misalnya, penulis bisa menggunakan prolog untuk menampilkan sudut pandang antagonis atau tokoh minor, yang aksinya berdampak besar pada alur cerita. 

Saya pernah baca novel di mana prolog-nya diambil dari perspektif korban kejahatan. Meski karakter tersebut nggak muncul lagi di bab-bab selanjutnya, apa yang terjadi padanya memberikan pembaca gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dihadapi si protagonis.

Contoh Prolog dari Perspektif yang Berbeda.

Perhatikan contoh dialog dari Novel “Helen dan Sukanta” karya Pidi Baiq yang terkenal karena Dilan itu.

Dapatkan Buku "Novel Helen dan Sukanta" di Toko Buku berikut: Mizan Store | Gramedia Official Store | Buku Beta.

Pidi Baiq menceritakan sosok ‘saya’ yang menceritakan momen saat pertama kali bertemu dengan Helen di latar waktu yang berbeda dan bagaimana respon si Helen berbicara dengan sosok ‘saya’. 

Setelah itu, cerita dimulai dalam sudut pandang Helen si aku.

Contoh Prolog, Novel Helen dan Sukanta, Pidi Baiq

Apakah Prolog Wajib Ditulis?

Harus banget ya nulis prolog? Nggak semua cerita butuh prolog. Bahkan, beberapa penulis terkenal nggak pakai prolog, kek Tere Liye di serial Bumi-nya itu. 

Akan tetapi, berdasarkan pengalaman saya, prolog sangat berguna ketika kamu perlu menyampaikan informasi yang tidak bisa langsung diselipkan di bab pertama. 

Sebagai penulis, kamu harus bijak menentukan kapan prolog diperlukan dan kapan tidak. Saya pribadi merasa prolog berguna kalau ceritanya kompleks, atau kalau ada twist yang butuh persiapan sebelum cerita utama dimulai.

Prolog yang seharusnya tidak perlu ditulis itu berbahaya: syukur-syukur diabaikan pembaca, tapi yang paling buruk malah membuat pembaca jadi bosan tidak tertarik dengan novel kamu.

Jadi, hati-hati juga jangan sampai prolog terlalu berat atau membingungkan pembaca. Prolog yang baik harus tetap ringan, tapi memberikan gambaran penting, serta sesuai dengan perannya.

Peran Prolog dalam Cerita.

Prolog berperan sebagai pengantar cerita yang memberikan konteks awal ke pembaca; seperti:

  • latar belakang atau setting, 
  • tokoh-tokoh yang memiliki peran di dalam cerita, atau 
  • konflik sebelum cerita utama dimulai. 

Dengan prolog, pembaca bisa mendapatkan gambaran singkat tentang unsur-unsur penting yang mungkin tidak dijelaskan secara langsung dalam cerita utama.

Mengutip penjelasan dari Kezia Prasetya Christvidya dari laman Fimela …

Prolog itu berperan penting banget dalam sebuah tulisan, karena bisa ngasih gambaran tentang cerita atau alur yang akan dibaca. Biasanya, orang juga suka baca prolog dulu sebelum memutuskan mau beli novel atau melihat karya sastra lainnya.

Struktur Prolog dalam Novel.

Saya mengutip penjabaran prolog dari apa yang ditulis oleh Dave Chesson dalam laman Kindlepreneur.

Prolog yang baik harus: 

  1. Memberikan beberapa gambaran. 
  2. Memperkenalkan protagonis, meski hanya sekadar nama atau sepintas. 
  3. Mengandung informasi penting tentang latar belakang tokoh. 
  4. Memiliki atmosfer/nuansa untuk sisa cerita, juga 
  5. Memberikan informasi mengenai dunia, konflik, periode waktu, atau insiden pemicu.

Jika saya tela’ah dari apa yang Dave Chesson jelaskan dan dari contoh prolog novel dari penulis lain. Maka, saya dapat menyimpulkan bahwa prolog memiliki struktur.

Struktur prolog biasanya sederhana dan mengikuti pola sebagai berikut:

  • Pembukaan: Menarik perhatian pembaca dengan kejadian menarik atau pengenalan tokoh/konflik.
  • Kontekstual: Berikan penjelasan yang diperlukan agar pembaca memahami cerita tanpa mengungkapkan isi cerita.
  • Atmosfer: Tetapkan mood atau suasana cerita (tegang, misterius, petualangan) dengan penggunaan gaya bahasa dan diksi.
  • Relevansi: Pastikan apa yang kamu sampaikan di prolog memiliki benang merah dengan cerita utama, agar pembaca merasa prolog-nya penting. 
  • Pemikat: Sisipkan unsur-unsur novel yang membuat pembaca ingin tahu lebih jauh, sehingga mereka tertarik melanjutkan ke bab pertama, istilah kepenulisan ini disebut foreshadowing.

Kalau prolog kamu punya struktur di atas, udah dipastikan bakalan menarik. Namun, belum tentu sesuai dengan peran dan fungsinya. 

Saya akan kasih tahu kamu cara menulis prolog dengan mengkaji prolog dari novel populer setelah memahami jenis-jenis prolog berikut:

Jenis-jenis Prolog:

Beberapa Jenis Prolog yang saya paparkan berikut diambil dari penjabaran dari laman Proofread, yang saya tambahkan dari beberapa sumber lain:

Prolog Ekspositori:

Prolog ekspositori sering disebut sebagai Background Prologue; yang memberikan informasi latar belakang atau konteks yang relevan. 

Prolog Ekspositori berfokus pada pemaparan penting tentang lokasi, sejarah, budaya atau peristiwa yang akan memengaruhi cerita.

Contoh Prolog Ekspositori dari Novel “Terjebak di Dunia Novel” karya Atika:

Novel ‘Terjebak Dalam Dunia Novel’ yang ditulis Atika memaparkan informasi akan latar belakang, dan peristiwa yang mempengaruhi cerita. Prolog-nya menjelaskan si tokoh utama, Clarissa Mayer menjadi sosok Ivana Loede.

Contoh Prolog Novel, Terjebak di Dalam Dunia Novel

Prolog Naratif

Prolog Naratif atau biasanya disebut sebagai Prolog Perspektif Alternatif, yang biasanya disampaikan oleh narator yang menceritakan langsung kepada pembaca. 

Bisa jadi dari sudut pandang tokoh yang ada dalam cerita atau narator yang berada di luar cerita. 

Prolog jenis ini sering digunakan untuk memberikan ringkasan atau pengantar mengenai dunia atau tokoh, yang dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah peristiwa utama cerita, dan sering digunakan dalam fiksi-kriminal dan horor. 

Prolog naratif atau perspektif alternatif dapat memberikan informasi kepada pembaca yang tidak diketahui oleh protagonis, atau dapat memperkenalkan antagonis cerita.

Contoh Prolog Naratif di Novel “Hans “, karya Risa Sarasvati:

Novel “Hans” yang merupakan sekuel dari ‘DANUR’. Menggunakan sudut pandang orang lain, yakni sosok Risa sebagai penulis yang memberikan landasan cerita tentang Hans itu sendiri.

Beli Buku "Hans" Karya Risa Sarasvati di Toko Buku Republik Fiksi.

Contoh Prolog Novel, Risa Sarasvati, Danur, Hans

Prolog Persiapan - Preparatory Prologue:

Jenis prolog ini digunakan untuk mempersiapkan pembaca menghadapi cerita utama dengan memberikan konteks awal. 

Prolog jenis ini biasanya ditemukan dalam novel berseri, di mana prolog mengingatkan pembaca tentang peristiwa sebelumnya atau mempersiapkan pembaca untuk kejadian baru yang akan hadir.

Prolog Aksi - Action Prologue:

Prolog ini langsung mengajak pembaca ke dalam adegan aksi atau ketegangan. Biasanya digunakan untuk membuka cerita dengan momentum yang cepat dan menarik, sering digunakan dalam cerita thriller, misteri, atau petualangan.

Prolog Flashback & Flash-forward:

Prolog ini menggambarkan kejadian penting yang terjadi di masa lalu, atau di masa yang akan datang; yang memberikan konteks penting dan berpengaruh pada timeline-nya.

Contoh Prolog Flash-forward dari Novel “Sepatu Dahlan” karya Khrisna Pabichara.

Novel yang diangkat dari kisah nyata seorang Dahlan Iskan, dimulai dari sebuah peristiwa yang terjadi dan membawa sang tokoh utama ke masa kecilnya.

Contoh Prolog Novel, Sepatu Dahlan, Krisna Pabichara

Dream or Vision Prologue:

Jenis prolog ini menggunakan mimpi atau penglihatan dari seorang tokoh untuk memberikan petunjuk atau simbolisme mengenai apa yang akan terjadi di dalam cerita. 

Biasanya mengandung unsur-unsur misterius atau simbolis yang baru terungkap maknanya di kemudian hari.

Tips Menulis Prolog

Setelah memahami penjelasan akan definisi, fungsi, dan peran prolog—serta beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan. Berikut beberapa tips menulis prolog dari menyimpulkan semua penjelasan yang sudah saya paparkan!

Prolog yang Menarik tuh Nggak Terlalu Kompleks

Pembaca harus merasa tertarik, bukan terbebani. Cukup berikan secuil informasi yang memancing rasa ingin tahu, tapi jangan berikan semua detil cerita.

Prolog harus memberikan konteks, tapi gak harus kompleks.

Prolog cuma Sebagai Petunjuk.

Prolog bukan pertunjukan, tapi kamu bisa memberikan petunjuk-petunjuk kecil yang baru terasa penting di pertengahan atau akhir cerita. 

Kalau kamu buat prolog seperti itu, kamu akan bikin pembaca merasa "Oh, jadi ini maksud prolog tadi!" di akhir novel.

Prolog Bukan Bagian dari Opening Lines.

Idealnya, prolog nggak boleh terlalu panjang, karena bisa bikin pembaca capek sebelum masuk ke cerita utama… dan gak berarti harus pendek. 

Sederhananya, Prolog bukan bagian dari opening-lines yang menjadi tugasnya Bab Pertama. Kek yang sudah dijelaskan, prolog punya peran dan fungsinya sendiri.

Akan tetapi, prolog punya tugas untuk memperkuat opening-lines.

Konklusi:

Kalau diibaratkan, nih. Prolog itu seperti pintu gerbang menuju cerita novel kamu. Kalau pintu gerbangnya menarik, pembaca pasti akan lebih antusias buat masuk dan menjelajah lebih jauh. 

Jadi, kalau kamu merasa prolog diperlukan untuk memperkuat cerita, jangan ragu buat menulis prolog. 

Tapi ingat, tetap pastikan prolognya relevan dan memberikan sesuatu yang akan meningkatkan pengalaman membaca, bukan malah membingungkan.

Bibliografi: Sumber Pustaka.

Ketika menulis artikel ini, saya mengumpulkan banyak pendapat dan penjelasan dari orang lain yang dipublikasikan di website, dan laman blog berbahasa Indonesia, maupun bahasa Inggris.

  • Sujarwo, Anton. [2022, Mei 12] dalam “Apa Itu Prolog dan Epilog: Pengertian & Perbedaannya”, diakses pada Oktober 2024, dari laman WordPress Penulis Gunung.
  • Zink, Sharon. dalam “What Is A Prologue And How Do You Write One?” diakses pada Oktober 2024, dari laman: Jericho Writer.
  • Landsborough, Doug. [2023, April 23] dalam, “What's the Perfect Length for a Prologue?”, diakses pada Oktober 2024, dari laman Dabble Writer.
  • Valante, Tal. [2004] dalam “Where to Begin? When, Where and How to Write a Prologue”, diakses pada Oktober 2024, dari laman: Writing World.
  • Chesson, Dave. [2023, Desember 7] dalam “What is a Prologue & How to Write One”, diakses pada Oktober 2024, dari laman Kindlepreneur.
  • Proofread [2022, September 29] dalam “Examples of Engaging Prologues” , diakses pada Oktober 2024 dari laman: Proofread.
  • Christvidya, Kezia Prasetya. [2020, Desember 23] dalam “Pengertian, Jenis dan Cara Membuat Prolog yang Benar”, diakses pada Oktober 2024 dari laman: Fimela.

Apa yang saya tampilkan sebagai contoh prolog merupakan hasil screenshot dari beberapa buku yang dapat diakses “contoh gratis”-nya di Google Play Book. Hasil screenshot tidak mengarah pada pelanggaran hak cipta—saya harap begitu. 

  • Pidi Baiq; Helen & Sukanta [2019] - ©Mizan Digital Publishing. - The Panasdalam Publishing.
  • Risa Sarasvati; Hans [2017] - ©Bukune. - Kawah Media.
  • Aika; Terjebak Dalam Dunia Novel [2023] - ©Atika Books.
  • Krisna Pabichara; Sepatu Dahlan [2012] - ©Mizan - NouraBooks.
Tautan Afiliasi Tokopedia.

إرسال تعليق

© Kepenulisan.com. Hak cipta. Developed by Jago Desain